Jumat, 01 Desember 2017

Review Murder on the Orient Express



Pada awalnya, gak terbesit di kepala sedikit pun untuk menonton film ini. Ya gimana, gue bukan orang yang suka sama film yang bertele-tele dengan alur lambat. Padahal ya, gue sebelumnya belom pernah baca novelnya. Cuma nebak-nebak aja, soalnya beberapa tulisan Agatha Christie yang gue baca itu lambat bener alurnya. Tapi, karena tiba-tiba diajak untuk nonton film ini, yaudah, gue akhirnya memutuskan untuk menonton.
Pada hari H, hujan gak berhenti membasahi bumi. Bukan sok puitis, tapi emang begitu kenyataannya. Cuaca adem membabi-buta dalam beberapa hari terakhir, tapi gue masih tetap terkena insomnia. Gue baru bisa tidur jam 6 pagi sebelum akhirnya bangun pada pukul 8 dan melihat chat dia yang ngasih jadwal film hari itu.
“Kita nonton yang jam 12 ya?” Tanyanya, yang langsung gue jawab “Iya.” Dengan cepat.
Setelah itu, gue bilang mau tidur lagi. Karena dia tau kebiasaan gue, dia juga menyarankan buat tidur lagi. Ternyata, gue bangun jam setengah 12.
Gue menghubungi dia untuk meminta maaf dengan basa-basi yang dia bales dengan “Yaudah, kita nonton yang jam 2 ya.”
Gue langsung siap-siap.
Setelah siap dan melihat betapa tampannya diri ini di cermin, gue langsung berangkat dengan hati berbunga-bunga. Tapi, ternyata alam gak sebaik itu. Di tengah jalan, hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Dengan sedikit was-was, gue menghubungi dia lagi. Mencoba untuk memaklumi gue, dia bilang, “Yaudah, kita nonton yang jam 4 aja ya.”
Detik itu juga, gue merasa gak salah dalam menyayangi seseorang.
Bentar.
INI REVIEW-NYA MANA, KAMPRET?
***
Oke, kali ini kita mulai review-nya.
Kami sampai bioskop dengan setengah berlari karena takut kehabisan tiket. Apalagi hari itu adalah awal long weekend dan jam tayang film yang mau kami tonton tinggal setengah jam lagi. Setelah sampai bioskop dengan trengah-engah, kami langsung bergegas ke loket dan ternyata… YANG NONTON FILM INI DIKIT BANGET GILA!
Sebelumnya emang udah gue prediksi kalo film ini bakal sedikit peminat. Tapi ya gak nyangka sedikit itu.
Kami duduk di deretan F. Sebelah kiri kami, atau lebih tepatnya sebelah kiri gue ada seorang mas-mas memakai topi yang duduk sendirian dengan muka yang sangat letih. Entah letih atau galau abis putus cinta gue gak paham.
Film ini dibuka dengan sangat keren, lucu, dan menyenangkan. Kalo ditanya part paling favorit di film ini apa, gue pasti jawab openingnya. Film ini sangat memanjakan mata dengan spot-spot bagus yang mantap. Sedikit mengingatkan rencana ngasal gue buat mengajak istri gue kelak buat bulan madu menunggangi Trans-Siberia, kereta yang menempuh perjalanan dari China-Rusia. Ketika lagi khidmat-khidmatnya menikmati opening yang ‘wah’, temen nonton gue tiba-tiba nanya, “Mereka itu selama berhari-hari di kereta, mandi gak ya?” seketika gue langsung gemes dan ingin mencubitnya.
Nyubit pake tang.
Ketika sudah sampai pertengahan film, gue melirik mas bertopi di samping kiri gue, dan tahu dia lagi ngapain? Dia ketiduran.
BENER-BENER TIDUR.
Gue langsung berbisik ke temen nonton gue, “Hey, look, He’s sleeping.” Yang langsung dia tanggapi dengan tawa kecil. Entah karena mas-mas yang tidur itu, atau karena grammar gue yang berantakan.
Apa hubungannya kejadian lucu  di atas dengan isi film? Ya sangat-amat berhubungan. Film ini di pertengahan emang datar dan bikin nguap. Kalo gue nonton sendirian, gue juga mungkin akan terlelap dengan pulas seperti mas-mas di samping gue. Jadi, buat yang mau nonton film ini, kalian janganlah nonton sendirian, kecuali kalo kalian kuat dan tangguh. Temen nonton bisa diajak buat diskusi dan buat nebak-nebak pelaku di film ini. Karena kebetulan kami gak baca novel sama nonton trailernya dulu, kami bisa sok seru waktu nebak-nebak siapa pelaku pembunuhan di kereta. Kalo ngajak yang udah tau jalan ceritanya atau elo udah tau jalan ceritanya gimana? Ya pastikan gak ember dan tukang spoiler. Biar keseruan nonton film ini berasa.
Setelah film selesai, kami saling menatap. Mata kami saling berbicara dan meneriakkan “Udah gini doang?”
Iya, emang cuma gitu doang. Apakah artinya film ini jelek? Nggak juga. Gue bisa menikmatinya, walau sedikit lelah. Gue mungkin akan membaca novelnya untuk perbandingan. Kalo temen nonton gue ngasih skor film ini 6.5, gue menilai film ini dengan skor 7 dari 10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar