Senin, 04 Juni 2018

Review Deadpool 2


Review ini gue tulis selama tujuh hari tujuh malam. Bukan karena sibuk. Bukan juga karena gue sibuk bangunin orang sahur bareng anak-anak komplek. Bukan. Ditulis seminggu karena gue emang dasar mager aja.
Punchline-nya kurang? Bodo amat.

***ALLERT! REVIEW INI MENGANDUNG SEDIKIT SPOILER!***

Karakter paling nyebelin di Marvel Universe ini akhirnya mengeluarkan film keduanya. Setelah sukses besar dengan film pertama yang sebenernya cuma dibikin iseng-iseng, kali ini Deadpool mengeluarkan film yang lebih bener dan terarah. Bener dalam artian, tema yang diusung kali ini lebih berisi daripada film pertama. Kalo film pertama bertema cinta, film kedua ini bertema keluarga. Itu sebabnya film ini bener. Apa sih tema cinta-cinta itu. Gak penting.
Sedangkan kenapa gue sebut terarah, itu karena film ini gak serampangan dan gak sebrutal film pertama. Timeline-nya juga lurus-lurus aja. Beberapa jokes juga sangat terkonsep. Elo bakal bisa lebih menikmati film ini kalo referensi pop culture lo banyak. Karena jokes-jokes di film ini nyerempet banyak semesta lain. Kalo gak mudeng, lo gak akan ketawa kenceng dan menganggap film ini garing.
Ngomong-ngomong soal garing, bioskop tempat gue nonton sangat amat lah garing. Sepanjang film, cuma ada satu jokes yang bikin tertawa berjamaah. Waktu DP bilang ke Thanos Cable, “So Dark. Are you sure you not from DC universe?” Selebihnya, gue cekikikan sendiri. Yah, positive thingking aja. Mungkin penonton lain gak tau siapa itu John Wick.
Kali ini mari kita membicarakan teknis berkomedi. Secara teknis, komedi Deadpool 2 lebih terkonsep dibanding film pertama yang serampangan abis. Bisa jadi ini menandakan kematangan, bisa jadi juga karena keresahan yang diangkat lebih sedikit. Menurut gue, permasalahan komedi Deadpool 2 ada di yang kedua. Itu sebabnya banyak jokes yang gak terlalu pecah dan kita ngerasa ada sesuatu yang hilang dari film pertamanya. Kenapa begitu? Menurut data, film Deadpool yang pertama memiliki budget terbatas. Itu sebabnya keresahan tim di film pertama banyak banget. Mereka akhirnya memutar otak gimana caranya buat mengisi kekurangan sana-sini. Inget gak kenapa waktu mau perang, senjata sama amunisi DP selalu ketinggalan di film pertama? Kabarnya, itu karena budget mereka gak cukup buat beli amunisi. Tapi, dari situ jokes-jokes segar bermunculan. Inilah yang gak ada di film kedua. Dengan budget yang lebih banyak, kabarnya lebih dari dua kali lipat dari film pertama… jelas tim DP2 lebih nyaman. Mungkin inilah sebabnya banyak penonton yang merasa film kedua ini berbeda.
Apakah ini artinya film kedua Deadpool gak lebih bagus dari film pertamanya? Nggak. Seperti yang gue bilang tadi, film kedua lebih bener dan terarah. Permasalahan hanya ada di komedinya aja yang barusan gue bahas. Dan selera komedi orang itu berbeda.
Setelah ngomongin teknis, dll. Mari sekarang bicara tentang karakter-karakter di film ini.
Hampir semua karakter di DP2 dapet porsi yang pas. Doppinder (si sopir taksi galauan) kali ini dapet jatah scene banyak. Deadpool-Cable yang komikal banget. Yukio (Hi! Yukiooo) yang bikin seger mata walaupun jatah ngomongnya dikit. Btw, Mbak Kutsuna Shiori ini gede di Australia, tapi bahasa inggrisnya makin jelek aja. Pantesan dulu ada yang marah-marah waktu nonton Beck. Tapi gapapa, aku tetap sayang.
Karakter paling keren di film ini menurut gue adalah Domino! Entah apa jadinya film ini tanpa dia. Yang paling gak keren? Juggeurnaut. Kenapa? Yang udah nonton pasti tau deh ya. Yang belom nonton? MAKANYA NONTON! JANGAN NUNGGU BAJAKAN MULU!
Sekian dulu review sok edgy gue kali ini. Kalian menganggap kalo gue sotoy dan sok? MAKANYA GUE BILANG SOK EDGY!
Rating? Gue udah gak mau ngasih rating-ratingan lagi buat hal apa pun. Semua itu perkara selera. Jangan berhenti mencoba sesuatu atau berhenti melakukan sesuatu hanya karena segelintir orang yang bilang jelek. Begitu juga sebaliknya. Jangan mencoba sesuatu hanya karena banyak yang melakukannya. Semua sesuai selera masing-masing.
Okey?