Kamis, 10 November 2016

Menuju Depresi



Halo para jamaah sekalian!
Karena hampir 4 minggu ini gue lagi galau berat, gue jadi males buat nulis kultum-kultum yang seharusnya gue tulis tiap minggu. Kalian boleh bilang gue cowok lemah, tapi orang galau mah bebas! Ape lu?!
Kalian tahu gak sih kalo dunia lagi kacau balau karena Donald Trump hampir pasti jadi Presiden AS?
Percayalah, semua ini adalah campur tangan Hydra. Ke manakah para Avengers? Di mana Defenders? Apa kabar S.H.I.E.L.D? Justice League? Teen Titans? Akatsuki? Dan para Saint Athena?

Dunia semakin kacau!

Gue semakin galau.

Sabtu besok sepupu gue nikah.

Di waktu yang sama, teman seangkatan gue pada wisuda.

Saatnya depresi.

HAIL HYDRA!

Minggu, 30 Oktober 2016

Kultum Taboo Tatoo



Taboo Tatoo adalah anime musim lalu. Masih anget. Jumlahnya 12 episode dan di episode terakhir terdapat preview buat season kedua.
Bercerita tentang Seigi, anak SMA yang sangat suka menolong orang yang tiba-tiba dihadiahi sebuah tatoo sama orang yang dia tolong. Ternyata tatoo itu bukan tatoo biasa, dan ternyata itu adalah tatoo yang sangat kuat. Klise banget emang. Tipikal jepang.
Gue agak berat nulis kultum kali ini. Tapi karena harus konsisten bikin postingan blog, mau gak mau gue harus nulis. Padahal, buat inget sama animenya aja… ah, sudahlah.

Episode 1-3: Wih, keren.
Episode 4-5: *cengo*
Episode 6-8: HAAAAHHHHH?! Tunggu deh, bentar!
EPISODE 9: HMMMMMMMMMM…
Episode 10-12: INI APAAN SIHH?

Begitulah kira-kira. Nonton anime ini udah kayak orang LDR-an aja. Butuh perjuangan karena kebosanan sering melanda. Tapi kalo bisa melaluinya, elo pasti akan mendapatkan pelajaran tertentu.
Season keduanya? BODO AMAT!

Senin, 17 Oktober 2016

Kultum Haikyuu!! Season 3



Buat penggemarnya, Haikyuu!! Season 3 jelas ditunggu-tunggu kehadirannya. Jarak 6 bulan dari season kedua seri ini berasa sangat lama. Mungkin kami kurang bersyukur, soalnya ada anime yang jarak season 1 sama 2 sampe 15 tahun. Luar biasa.
Walau baru berjalan 2 episode, biarkan Ustadz kalian ini memberikan kultum yang mungkin kalo dibaca gak bakalan tujuh menit banget.
Ehm.
Season 3 dibuka dengan Hinata yang lagi ngoceh sendiri, kemudian dibuka dengan lagu Hikari Are (Pasti akan ada cahaya) dari band Burnout Syndromes yang waktu season 2 juga ngisi soundtrack buat Haikyuu!!. Menurut gue, season 3 ini punya PV terbaik sepanjang seri ini berlangsung. Lagu Hikari Are pas banget sesuai tema utama season ini. Belom lagi PV-nya yang super keren! Berasa banget kalo ini adalah pertandingan Final dan big match.
Sebelum pertandingan berlangsung, kita disuguhkan dengan joke-joke ala Haikyuu!! Yang gak tau kenapa bisa ngocok perut. Padahal, jokes mereka itu receh banget. Oiya, jokes kayak gini sering nongol nggak sih di manganya? Gue gak baca manganya soalnya. Gue kan penganut mazhab Furqonie yang berbunyi “Kalau sudah lebih dahulu menonton animenya, jangan baca manganya. Kalau sudah lebih dahulu membaca manga-nya, jangan nonton animenya.”
Karena gue percaya, cerita original itu pasti lebih bagus dan utuh. Makanya, kalo udah duluan nonton animenya, sebisa mungkin gue gak baca manganya. Soalnya gue takut akhirnya jadi mengutuk adaptasi animenya. Ini yang terjadi sama Haikyuu!!. Karena lebih dulu nonton animenya, gue gak baca manganya. Satu-satunya yang gue ikutin keduanya (baca manga dan nonton anime) itu cuma Gintama. Iya, si gorilla emang hebat. Atau mungkin staff sunrise yang hebat karena bisa bikin jokes yang ‘beda’ dari manganya.
Hal yang sangat jarang sekali terjadi di pertandingan Karasuno terjadi di season 3 ini. Itu adalah banyaknya suporter yang datang buat mendukung sekolah ini. Bahkan Pak Wakil Kepala Sekolah berambut palsu yang biasanya nyebelin malah jadi ketua suporter dan bikin yel-yel. Kampret bener. Wkwk
Oiya, gue suka yel-yel pendukung Shiratorizawa, walaupun yel-yel suporter Dateko masih jadi favorit.
Mungkin kalian akan bilang gue lebay, tapi setelah pertandingan dimulai, atmosfir pertandingan sangat terasa dan menegangkan. Mungkin gue terlalu menghayati. Sama kayak pas baca Giant Killing, waktu derby Tokyo, gue njerit-njerit sendiri pas baca. Persis kayak nonton Arsenal vs Sp*rs. Greget.
Nah, mumpung season 3 baru berjalan 2 episode, buat kalian yang belom ngerasain keseruan Haikyuu!!, kalian bisa baca manganya atau nonton animenya dari season 1. Urusan selera sih, tapi gue sangat merekomendasikan judul ini.
Okey, sekian dulu kultum dari ane. Semoga mencerahkan dan tidak menyesatkan. Sampai jumpa di kultum-kultum berikutnya. Bhabhay~

Kamis, 13 Oktober 2016

PENGUMUMAN PENTING!



Jadi ceritanya, hari ini, atau tepatnya tanggal 13 Oktober 2016 gue mensbihkan diri sebagai Ustad-nya Otaku Indonesia. Oh jelas, gue menasbihkan diri sendiri, tanpa dukungan Ormas, Organisasi, Partai, atau dukungan Clan tertentu. Soalnya gue kan solo player kayak Kirito. *digaplok*
            Jadi mulai hari ini, gue bakal rajin posting sesuatu yang berbau Anime, Manga, atau Film di blog gue. Ini juga bagian dari misi gue biar blog gue gak ngenes-ngenes amat karena jarang gue isi postingannya.
Karena gue Ustad, maka misinya jelas. Gue mau mencerdaskan dan mencerahkan umat otaku yang makin hari makin memprihatinkan. Tapi tenang aja, gue gak bakalan menggurui kok. Kalo kalian udah pernah baca tulisan-tulisan gue sebelumnya, kalian pasti bakalan tahu gimana cara gue berbagi.
Okey, begini aja pengumumannya. Sekarang, mari kita beribadah!

P.s: Beribadah = baca manga, nonton anime, maen game, dll.

Kamis, 15 September 2016

Sedikit Curhatan Tentang Komik Three Mas Getir



Terjun dan terlibat langsung dalam dunia komik adalah impian gue sejak lama. Bahkan sebelum gue memutuskan untuk serius dalam dunia menulis, gue udah pengin jadi komikus lebih dulu. Bisa dibilang, jadi penulis itu awalnya malah gak ada di dalam agenda hidup gue. Kenapa gak fokus ngomik? Simpel. Gambaran tangan gue sudah terlampau bagus. Level gue udah beda. Gue cuma takut Eichiro Oda minder waktu liat gambar gue. Kalo dia berhenti nerusin cerita One Piece kan bisa repot. Makanya, gue gak gambar, cukup jadi penulis aja.
Tapi karena emang udah jalannya kali ya, di akhir bulan januari 2016 yang sangat baper karena cewek yang gue taksir gak peka-peka, gue ditawarin sebuah proyek komik sama seorang editor dari Agromedia Group yang kelak gue tau kalo namanya itu Mega Fitriyani. Tapi gue tetap pada keyakinan gue. Gue gak mau menggambar. Cukup jadi konseptor dan penulis skrip komiknya aja. *dibakar*
Proyek ini sempat tertunda beberapa minggu karena belom ada ilustratornya. Ketika udah nemu, dia ngundurin diri dengan alasan deadline-nya gila. Gimana gak gila, seminggu harus selesai minimal 5 cerita. Udah berasa artisnya shonen JUMP aja. Tapi semesta akhirnya mempertemukan kami dengan Julian, atau yang lebih dikenal sebagai @sengklekmen di Instagram. Anaknya asik dan pekerja keras. Walau kadang gue sama Mega sering dibikin kesel sama ulahnya. Well, kata Mega sih kita itu penulis sama ilustrator yang paling dia suka. Soalnya tanpa dia tagih, kami udah setoran. Rajin banget pokoknya. Tapi asal lo tau, Meg. Kalo misal gue telat setor naskah pun itu gegara lo sering curhat, sering baper soal ini itu. Kayaknya sih Mega doang editor yang suka chat penulisnya “Eh aku mau curhat.” Bukannya “Naskah mana? Besok deadline!”
Meski gitu, makasih ya Meg. Berkat dirimu, daku bisa mewujudkan salah satu impian yang sejak lama terpendam. Aku cinta kamu. *mual*
Ehm. *mode serius*
Well, di komik pertama ini gue nemu banyak hal. Nulis fiksi dan non fiksi secara bersamaan itu gak gampang. Soalnya di komik ini, gue harus nulis skrip komik sekaligus nulis artikel tentang fenomena yang gue angkat sebagai cerita. Nulis konten mungkin enak, soalnya itu udah jadi makanan sehari-hari gue. Tapi ketika nulis skrip komik, gue harus banyak baca, harus banyak memerhatikan lingkungan sekitar. Karena menurut gue, bikin komik kehidupan sehari-hari dalam sudut pandang komedi itu gak gampang. Perlu sudut pandang yang gak biasa untuk membuat sesuatu yang biasa terjadi di keseharian tapi ketika kita menyampaikannya dalam sebuah cerita, hal itu bisa ditertawakan dan dinikmati.
Bisa dibilang, komik ini membawa gue ke level komedi yang lebih tinggi. Level di mana gue bercerita untuk menyampaikan sesuatu, tapi masih bisa bikin ketawa dan dinikmati orang banyak. Gak cuma nulis dan asal ceplos kayak buku pertama gue. Keduanya masih komedi, tapi menurut gue levelnya udah beda. Buat tau bedanya, silakan dibaca aja. Hehe.
Dari pengalaman inilah gue sadar kalo bikin komik itu gak gampang. Gak segampang ketika gue misuh-misuh waktu HunterxHunter hiatus mulu. *digampar*
Dan inilah komik pertama gue, Three Mas Getir. Sebuah komik yang bercerita tentang kehidupan sehari-hari. Semoga kalian suka. Semoga apa yang ingin kami sampaikan pada pembaca bisa diterima dengan baik. Yang terpenting sih, semoga kalian menikmatinya.
Terus, kenapa kalian harus beli komik ini?
Alesan kerennya, jelas buat mendukung kebangkitan komik Indonesia yang lagi berkembang banget. Karena itu, mari mengapresiasi karya anak negeri dengan membelinya. Karena sebuah karya lahir dari proses panjang dan kerja keras, nggak merem cling jadi. Gitu.
Alesan mulianya adalah… seniman juga butuh makan :’))

Karena udah repot-repot mau baca postingan ini, gue bakalan kasih sedikit spoiler tentang komik ini. Spoilernya adalah... tunggu setelah pesan-pesan berikut ini !!! eng ing eng... 

Sedikit Curhatan Tentang Komik Three Mas Getir



Terjun dan terlibat langsung dalam dunia komik adalah impian gue sejak lama. Bahkan sebelum gue memutuskan untuk serius dalam dunia menulis, gue udah pengin jadi komikus lebih dulu. Bisa dibilang, jadi penulis itu awalnya malah gak ada di dalam agenda hidup gue. Kenapa gak fokus ngomik? Simpel. Gambaran tangan gue sudah terlampau bagus. Level gue udah beda. Gue cuma takut Eichiro Oda minder waktu liat gambar gue. Kalo dia berhenti nerusin cerita One Piece kan bisa repot. Makanya, gue gak gambar, cukup jadi penulis aja.
Tapi karena emang udah jalannya kali ya, di akhir bulan januari 2016 yang sangat baper karena cewek yang gue taksir gak peka-peka, gue ditawarin sebuah proyek komik sama seorang editor dari Agromedia Group yang kelak gue tau kalo namanya itu Mega Fitriyani. Tapi gue tetap pada keyakinan gue. Gue gak mau menggambar. Cukup jadi konseptor dan penulis skrip komiknya aja. *dibakar*
Proyek ini sempat tertunda beberapa minggu karena belom ada ilustratornya. Ketika udah nemu, dia ngundurin diri dengan alasan deadline-nya gila. Gimana gak gila, seminggu harus selesai minimal 5 cerita. Udah berasa artisnya shonen JUMP aja. Tapi semesta akhirnya mempertemukan kami dengan Julian, atau yang lebih dikenal sebagai @sengklekmen di Instagram. Anaknya asik dan pekerja keras. Walau kadang gue sama Mega sering dibikin kesel sama ulahnya. Well, kata Mega sih kita itu penulis sama ilustrator yang paling dia suka. Soalnya tanpa dia tagih, kami udah setoran. Rajin banget pokoknya. Tapi asal lo tau, Meg. Kalo misal gue telat setor naskah pun itu gegara lo sering curhat, sering baper soal ini itu. Kayaknya sih Mega doang editor yang suka chat penulisnya “Eh aku mau curhat.” Bukannya “Naskah mana? Besok deadline!”
Meski gitu, makasih ya Meg. Berkat dirimu, daku bisa mewujudkan salah satu impian yang sejak lama terpendam. Aku cinta kamu. *mual*
Ehm. *mode serius*
Well, di komik pertama ini gue nemu banyak hal. Nulis fiksi dan non fiksi secara bersamaan itu gak gampang. Soalnya di komik ini, gue harus nulis skrip komik sekaligus nulis artikel tentang fenomena yang gue angkat sebagai cerita. Nulis konten mungkin enak, soalnya itu udah jadi makanan sehari-hari gue. Tapi ketika nulis skrip komik, gue harus banyak baca, harus banyak memerhatikan lingkungan sekitar. Karena menurut gue, bikin komik kehidupan sehari-hari dalam sudut pandang komedi itu gak gampang. Perlu sudut pandang yang gak biasa untuk membuat sesuatu yang biasa terjadi di keseharian tapi ketika kita menyampaikannya dalam sebuah cerita, hal itu bisa ditertawakan dan dinikmati.
Bisa dibilang, komik ini membawa gue ke level komedi yang lebih tinggi. Level di mana gue bercerita untuk menyampaikan sesuatu, tapi masih bisa bikin ketawa dan dinikmati orang banyak. Gak cuma nulis dan asal ceplos kayak buku pertama gue. Keduanya masih komedi, tapi menurut gue levelnya udah beda. BUat tau bedanya, silakan dibaca aja. Hehe.
Dari pengalaman inilah gue sadar kalo bikin komik itu gak gampang. Gak segampang ketika gue misuh-misuh waktu HunterxHunter hiatus mulu. *digampar*
Dan inilah komik pertama gue, Three Mas Getir. Sebuah komik yang bercerita tentang kehidupan sehari-hari. Semoga kalian suka. Semoga apa yang ingin kami sampaikan pada pembaca bisa diterima dengan baik. Yang terpenting sih, semoga kalian menikmatinya.
Terus, kenapa kalian harus beli komik ini?
Alesan kerennya, jelas buat mendukung kebangkitan komik Indonesia yang lagi berkembang banget. Karena itu, mari mengapresiasi karya anak negeri dengan membelinya. Karena sebuah karya lahir dari proses panjang dan kerja keras, nggak merem cling jadi. Gitu.
Alesan mulianya adalah… seniman juga butuh makan :’))

Karena udah repot-repot mau baca postingan ini, gue bakalan kasih sedikit spoiler tentang komik ini. Spoilernya adalah... tunggu setelah pesan-pesan berikut ini !!! eng ing eng...