Rabu, 04 Desember 2013

Garis Perjuangan



Ini adalah Film pertama gue, di Film ini gue menjadi seorang Sutradara dan Penulis Skenario. Film tentang edukasi memang, bukan Film bertema bebas. Padahal gue pengen banget bikin Film tentang komedi. Yah gue positif thinking aja, semoga film ini adalah batu loncatan gue ke dunia perfilman yang profesional.

Berawal dari surat undangan dari Dinas Pendidikan Provinsi Banten tentang adanya lomba Film dokumenter yang akan mereka adakan, gue akhirnya memutuskan untuk mengikutinya. Gue membentuk tim dan akhirnya gue mendapatkan 2 orang bernama Heri. Heryanto & Heri Padli. Rada repot juga kalo gue lagi ngobrol sama mereka, soalnya tiap gue manggil “Her..” mereka berdua menoleh.. Huh! Dasar nama pasaran.. *dihajar*



Pengerjaan Film ini ternyata tak semudah yang kami bayangkan, keterbatasan alat menjadi kendalanya. Tapi dengan semangat yang terus kami keluarkan, akhirnya semua itu bisa kami minimalisir. Gue sama Heryanto jalan muter-muter mencari narasumber, sementara Heri Padli gak ikut di lapangan karena mengajar. Hal yang gak bisa kami lawan adalah Alam, saat itu hujan lagi hobi banget turun di tangerang. Bener-bener melawan batin, soalnya gue sama Hery galau kalo ngeliat hujan.
Tujuh hari proses syuting dan akhirnya tinggal proses editing Film. Disinilah mulai terjadi kegalauan, karena Heri Padli yang tadinya mau editing ternyata tidak bisa karena pekerjaan. Akhirnya kami mulai mencari editor baru. Gue tadinya galau karena hal ini, tapi gue akhirnya inget kalau gue punya temen yang super duper jenius bernama Faroq. Akhirnya gue hubungi dia dan dia menyanggupinya.
Semuanya benar-benar dilakukan secara mepet. Selesai syuting itu hari senin, selasa malam kita mulai editing dan hari rabu harus sudah selesai karena hari jumat adalah deadline. Gue, Faroq, & Heryanto gak tidur semalam suntuk buat proses editing. Tak terhitung kopi dan rokok yang kami habiskan untuk menemani kami saat itu. Debat kecil, bercanda, sampai sama-sama ngobrol bego karena gak tidur.  Benar-benar perjuangan.
Rabu pagi pukul 05.30 proses editing baru jalan 40% gue sama Heryanto lagi berdebat soal skenario & urutan Film, sementara Faroq udah ribut mau beli nasi uduk. Si Faroq membuka pintu studio (kamarnya dia) terus dengan bego berteriak “Woyy kamprett liat tuh langitnya bagus! Warnanya jingga” gue sama Hery langsung liat kearah pintu dan menatap langit. “Warnanya biru keputih-putihan kamprett !!!” hardik gue. Kami semua tertawa berbahak-bahak. Dan akhirnya kami memutuskan kalau rumah produksi kami bernama Langit Jingga.

Setelah sarapan nasi uduk, kami melanjutkan editing Film sampai pukul 09.00. Setelah itu kami memutuskan untuk tidur sejenak, jam 12 siang gue bangun, Faroq masih tidur, sementara si Hery lagi galau..
Kami lanjut sampai pukul 16.00 lalu gue sama Hery pulang ke rumah masing-masing buat persiapan kuliah. Di kampus, dengan muka stres gue yang ganteng, gue mencari tempat buat lanjut editing Film. Kami lanjut editing Film di lab komputer kampus, “Tinggal 20% lagi nih!” pikir gue dalam hati. Dan Film akhirnya selesai pada pukul 23.30. Bener-bener hari yang melelahkan.

Kamis pagi gue sama Heri Padli mengurus segala syarat pengiriman Film. Dan setelah berbincang-bincang dengan dosen kami, akhirnya gue berangkat ke Serang sendirian karena takut kalau memakai jasa pengiriman akan melewati deadline. Jumat pagi gue berangkat ke Serang dan jumat sore gue sampai di Tangerang, lanjut siap-siap ke kampus karena malamnya gue harus kuliah.. Huft..

Sebenernya pengumuman sih udah lewat, tapi namanya orang Indonesia, pengumumanya molor. Kami sempet galau karena tak ada kejelasan dari panitia, tapi cukup lega juga setelah tau kalau pengumumannya rada molor..
Kami masih terus berdoa, masih terus berharap. Khusus gue, gue pengen nunjukin sesuatu ke orang tua gue kalau gue ini adalah orang berguna. Khusus tim kami Langit Jingga, ini adalah sebuah Mahakarya pertama kami walaupun kami juga tak puas dengannya. Tapi ini adalah bukti kesolidan, niat, pengorbanan, & perjuangan sampai akhir melawan deadline. Benar-benar sebuah “Garis Perjuangan”.

Terima kasih untuk tim Langit Jingga yang solid. Heri Padli yang katanya Produser tapi gak pernah ngasih uang produksi, kamprett lu. Heryanto yang selalu bantu proses syuting sampai editing Film. Tanpa lu gue gak bakal bisa ngerjain Film ini bro. Faroq, editor gue yang jenius. Tanpa lu mungkin Film ini bakalan ancur lebur. Sinta, sekretaris & bendahara tim yang gak pernah megang uang rumah produksi. Makasih karena udah sering traktir makan sama nombokin uang pembuatan Film ini. Love you :*

Makasih buat narasumber. Makasih buat pak Arifin dengan segala penjelasannya yang panjang lebar, berkat bapak Film kami selamat karena durasi. Pak Temmy yang selalu dukung kami. Pak Rossa yang udah mau membantu ngeluarin uang produksi Film. Makasih buat seluruh Mahasiswa Universitas Pramita Indonesia.. Makasih buat Sheila.. Behelmu mengalihkan duniaku.. Makasih buat Rakha.. Karena kamu, aku ingin terus menjadi yang terbaik, minimal agar aku hebat seperti kamu..
Love You tulang rusuk ku :)) *dibakar*

Sekian curahan hati gue tentang pembuatan Film Garis Perjuangan ini..
Doain biar kami menang di Lomba tersebut ya~
Salam sastra.. Salam Cinta Acakadut..