Sabtu, 13 Desember 2014

Puisi

Ini puisi yang 2 hari lalu gue bikin:

Waktu berjalan lamban
Dengan tetesan hujan yang terus berjatuhan
Nafasku sesak, paru-paruku terasa meramping

Malam akan segera berakhir
Aku masih terjaga dengan gagahnya
Kutatap terus-menerus jam dinding yang ada di kamarku
Suara detakannya seolah mengejekku

Pikiranku mengawang
Terjebak dalam dunia Fiksi dan Non Fiksi
Dimanapun aku berada
Aku hanya menemukan kekosongan

Kemudian aku menyeringai puas
Lalu bergumam
"Good night, sweet dream"



Kalo ini yang barusan -_-

Angin malam berhembus lirih
Sayup sayup hentikan perih
Walau luka ini kembali pedih
Saat namamu terucap fasih

 

Terombang ambing ku menatap jemu
Dari waktu yang terlalu sayu
Terhempaslah! Matilah!
Tak ada jawaban, hanya kode-kode aksara yang buta warna

 

Rembulan mulai sayu tertutup awan
Dengan gagah ayam jantan mengepakan sayapnya
Berkokok dengan lantang menyambut mentari pagi

 

Aku masih termenung menata hati
Berusaha tegar hadapi pagi
Terbayang dia menyambutku hari ini
Semangatiku yang hampir mati

 

Hanya senyum simful yang kudapati
Karena aku tau..
Aku masih sendiri..

Sabtu, 08 November 2014

Level Up!


Kemarin, tepatnya tanggal 5 November 2014 gue merayakan ulang tahun ke 23. Awalnya, gue mikir kalo ulang tahun gue kali ini itu akan berjalan sangat biasa seperti tahun lalu. Gimana gak biasa, gebetan gak punya, pacar apalagi, terus temen-temen gue? Kita itu punya aturan tak tertulis yang berbunyi “Ulang tahun itu hanya untuk diperingati dan disyukuri”. Lagian gue bukan orang yang suka mecahin telor lalu menaburkan tepung ke orang yang lagi ulang tahun. Buat gue itu perbuatan yang sia-sia, gak ada manfaatnya. Lebih bermanfaat kalau tepung dan telur itu diolah menjadi kue atau disumbangkan pada mereka yang membutuhkan.

Lalu datanglah 5 November, orang yang pertama kali ngucapin gue ultah itu mantan gebetan gue. Entah dia inget atau karena dia ngeliat notif di facebook, tapi gak masalah, soalnya dia tulus ngucapin dan ngedoain gue. Sementara mba-mba mantan ngucapinnya agak acak. Ada yang pagi, ada yang siang, ada juga yang malem. Asik gue ya, sama mantan aja masih komunikasi, emang situ, sama mantan musuhan.. Pfffttt..
Rata-rata doa yang gue terima itu soal kesuksesan, hidup lebih baik, lalu impian gue untuk menjadi seorang penulis terkenal bisa terwujud. Ada juga yang ngedoain gue menjadi dewasa, padahal, gue ini akan menjadi remaja selamanya. Tapi karena pada hakekatnya doa adalah hal yang baik, makanya gue aminin. Intinya terima kasih buat semua orang yang udah ngucapin selamat ulang tahun buat gue. You rock man!

Karena usia adalah tanda tua, makanya gue akan mengganti istilah “Usia” dengan “Level”. Kalau di dalam game, level 23 itu artinya udah tinggi, udah lebih kuat dan juga akan menghadapi dunia yang lebih kejam lagi. Level dimana lo gak bisa bersantai-santai lagi, tapi seiringnya cerita, lo akan terus menikmati jalan ceritanya. Karena terkadang, hidup itu mirip sama game RPG yang penuh teka-teki, tapi karena hal itulah, gue suka banget sama game RPG. Level 23 dalam game RPG, gimana kelanjutannya? Kayaknya bakalan seru.

Oiya, gue kemaren dapet beberapa hadiah ulang tahun. Yang pertama, gue dikasih tau kalau gue lolos seleksi #KampusFiksi edisi Non Fiksi yang diadakan oleh penerbit Diva Press jogja. Yang belom tau #KampusFiksi itu apa, itu adalah tempat pelatihan untuk membimbing seseorang untuk menjadi penulis yang handal. Buat gue sendiri, #KampusFiksi itu gue ibaratin Indonesian Idol dalam hal menulis. Makanya gue cukup exited setelah tahu kalau gue lolos seleksi. Alhamdulillah.
Hadiah kedua yang gue dapet itu foto wisuda patner gue, Dini. Dia terlihat cantik saat dibalut baju toga warna merah tua itu, kerudung warna coklatnya juga bikin dia terlihat gak tomboy lagi. Make-up nya gak terlalu tebel, padahal gue udah berharap dia bermeke-up tebal seperti Geisha. Dia terlihat memakai kebaya warna hijau, kalo inget, nanti gue mintain fotonya. Ini moment langka. Ngoahaha. By the way Gue boleh ngomentarin foto itu kan? Iya kan?
Hadiah ketiga.. gue dapet tiga tamparan di pipi kanan gue. Sakit banget rasanya. Lebih sakit daripada pas dia bilang “Rasa sayangku gak bisa lebih dari ini” SAKITTTT!
Lagian maksudnya apa coba dateng-dateng minta traktiran terus nampar-nampar! Ngasih hadiah aja belom, udah minta traktiran. Huft.
Yang keempat, gue dapet hadiah action figure dari sepasang kekasih yang sering nyampah di facebook. Makasih ya kalian, semoga kalian bisa cepat membangun keluarga yang sakinah, wamadah, dan warohmah. Aamiinn.

Well then..
Gue berharap di level 23 ini akan terjadi banyak hal yang mengejutkan lagi. Cepet ditemuin sama tulang rusuk gue, karir gue lancar, kuliah lancar, rezeki lancar, dan buku “Cinta Acakadut” segera diterbitkan. Aamiinn..
Buat gue manusia itu gak pernah berubah sejak mereka dilahirkan ke dunia, lingkungan lah yang membuat mereka terpaksa beradaptasi dan membuat mereka berevolusi. Manusia hanya punya satu inti, tapi memiliki banyak wujud. Ibaratnya itu kayak Digimon & Pokemon. Sederhananya gitu.
Jadi, apa gue yang sekarang udah siap untuk berevolusi?

Selasa, 26 Agustus 2014

Let's & Go

Bukan. Meski judul posnya begitu, tapi gue gak bakalan bahas tentang Anime soal mobil mainan yang biasa disebut dengan nama "Tamiya" kok. Nggak!
Kali ini gue bakalan curhat lagi soal perasaan gue~

Gak kayak biasanya, perasaan gue dalam sehari tadi itu bener-bener enteng, lega dan tenang. Semua itu terjadi karena hari kemarin, waktu gue pergi ke event jejepangan di Universitas Indonesia. Disana, gue ketemu sama dia. Dia yang selalu menghantui gue setiap saat.
Well, gak ada hal khusus yang terjadi memang. Padahal, gue udah ngelakuin persiapan mental semalaman. Gue gak mau berbuat konyol di depan dia, gak mau. Sampai akhirnya, gue nyampe juga di depan pintu masuk GJUI, dan ngeliat dia. Nafas gue mendadak gak beraturan, jantung gue berdekup dengan cepatnya, dan kalian tau? Tangan gue gemeteran. Padahal itu baru ngeliat dia doang, gimana kalo misal dia ngajak balikan~

Gue berusaha mengendalikan diri, gue senam nafas dan akhirnya tangan gue udah gak gemeteran lagi walau jantung gue masih gak beraturan saat berdetak. Gue lewat pemeriksaan tas yang gak dijaga sama dia, lalu setelah melewati pemeriksaan itu, gue memberanikan diri untuk menghampiri dia. Dengan santai, gue berceletuk "Maaf mbak, ini kok tas saya gak diperiksa?" dia ngeliat gue, lalu dengan gak sopannya, dia nabok gue. Iya, nabok.
Butuh 2 tahun buat ketemu dia lagi, butuh waktu 2 tahun buat dapet tabokan itu lagi, dan butuh waktu 2 tahun buat ngedenger suara dia lagi, yang bahkan gue udah lupa gimana suaranya sebelum bertemu kemarin.
Pertemuan kami hanya berlangsung sekitar 40 detik. Gak ada obrolan spesial, bahkan gue gak berani ngeliat matanya. Meski gitu, gue seneng udah ketemu dia lagi. Gue ngerasa lega. Dan sekarang? Badan gue lebih terasa ringan, dan hati gue kayak udah plong, gak terbebani apapun lagi. Perasaan yang lalu-lalu saat gue mau deket sama cewek, waktu gue takut buat jatuh cinta karena takut gue masih gagal move on, akhirnya hilang. Gak tau kenapa. Gue kayak udah siap buat nerusin hidup lagi. Akhirnya, lirik lagu Nakushita Kotoba yang bilang "Kita pasti akan dapet jawaban saat bertemu" itu terbukti juga. Gue sekarang udah dapet semua jawaban dari semua pertanyaan gue selama ini. Akhirnya, gue bisa lega.

Kata Chinggam sih gini "Maybe this was the time you must let her go" if three or five month ago i said "No, i can't!" but today, i said "Yes, this time for it".
Semua hal memang butuh sebuah proses, dan kali ini gue dapet dari hasil proses tersebut. Meski butuh waktu yang lama, tapi akhirnya gue bisa melewati proses ini dan menjadi sedikit lebih dewasa. Sekarang, gue bakalan terbang dan hidup di tempat gue seharusnya berada. Ya, bukan disini, di tempat yang bernama masa lalu.

Dear Anata..
Kamu makin cantik. Tinggi kamu kayaknya nambah ya? Haha. Kamu sering bilang kalau kamu sekarang agak gendutan, tapi kamu tau? Kamu gak berubah sama sekali. Yah, aku juga bingung kenapa dari dulu kamu takut jadi gendut, padahal kamu gak gendut sama sekali -_-
Dan sekarang, mari kita tatap hari-hari yang cerah esok. Aku udah banyak ketinggalan dari kamu kan? makanya mulai sekarang aku bakalan nyusul ketertinggalan itu.
And for the last time, can i said "I love u" for you? Ha ha
Thanks for anything, today i let you go, and move to the North. Yeah, the North.

Sajak Kesendirian

Waktu berjalan perlahan
Dengan terik matahari dan aspal yang seolah meleleh di sepanjang jalan
Aku terus menyusuri jalan itu seorang diri
Sampai akhirnya aku bertemu dengan mu di simpang jalan

Kita menelusuri jalan ini berdua, dengan canda yang membuat bahagia
Saat melangkahkan kaki dua langkah di depan lalu menoleh ke belakang
Aku sadar, kalau kamu hanyalah fatamorgana semata
Aku hanya bisa tersenyum pahit
Lalu aku kembali melangkah ke depan sendirian
Untuk kembali menemukan kamu
Menemukan fatamorgana yang semu itu

Sabtu, 01 Maret 2014

Cinta Dalam Logika



Saat kita sedang jatuh cinta, kita seolah-olah akan menjadi lupa daratan dan arah mata angin karena dibutakan oleh hati yang sedang berbunga-bunga. Yang rasanya pahit akan terasa manis, yang rasanya masem akan menjadi manis, pokoknya dihadapan cinta semuanya akan terasa manis. Bahkan ada yang bilang kalau cinta dapat membuat tahi terlihat seperti cokelat. Asli gue gak bisa bayangin gimana orang itu makan tahi di depan orang yang disukainya, muntah nggak ya. #Abaikan

Dalam perjalanannya, cinta itu juga kadang membutuhkan logika. Yup, emang bener sih saat kita sedang berbunga-bunga karena cinta, kadang logika kita itu mati. Apapun akan kita lakukan untuk membuat pasangan kita bahagia walaupun itu harus berkorban banyak. Harta, waktu, perasaan, akan terlihat tak berarti dibandingkan cinta, tapi semuanya akan terasa saat kamu gak dapet balesan setimpal dari pasangan kamu dalam membahagiakan kamu. Suatu hari nanti kamu bakalan sadar kalau pengorbanan kamu cuma dianggap angin lalu dan tak berarti apa-apa.

Saat semua pengorbanan kamu gak dapet balesan setimpal dari yang kamu harapkan, maka disaat itulah logika kita akan muncul. Dia akan muncul dengan semua pikiran yang terlihat “Negative” walaupun sebenarnya itu tak negative. Disaat itulah kamu akan menikmati masa yang bernama galau. Kamu akan  berfikir, merenung dan akhirnya tak mendapatkan apapun seperti orang yang kehilangan arah. Itu disebabkan logika yang bertubrukan dengan hati, logika kamu bilang udah cukup segitu aja, tapi hati kamu masih pengin lanjut dan berharap dia akan berubah.
Disaat galau seperti ini apa yang harus kamu ikuti? Hati atau logika?
Pilihlah yang menurut kamu benar. Just it..
Karena kebahagiaan itu ada di tangan kamu, bukan ada di hati atau logika.

“Aku tak tahu apa itu hati, aku tidak tahu apa itu cinta. Yang aku tahu, setiap memikirkanmu, aku selalu merasa bahagia.”

Senin, 24 Februari 2014

Menunggu

Dari sekian banyak hal yang gue benci, menunggu adalah yang nomer satu. Setelahnya, gue benci banget sama remaja-remaja labil yang mengaku fans sejati sebuah club sepakbola. Ketiga, gue paling gak suka diganggu pas lagi tidur. Sama siapapun itu.

Sekarang, gue lagi males ngomongin bola, gue juga lagi males ngomongin tidur. Sekarang mari, kita bahas soal menunggu.



Saat ini, gue lagi nunggu terbitnya novel pertama gue, Cinta Acakadut. Nunggu novel pertama terbit itu kayak nunggu anak pertama mau lahir. Gelisah, gundah, deg-degan, tapi antusias. Makanya gak heran kalau gue kadang bawel banget sama penerbitnya. Tapi setelah dijelaskan kalau proses memproduksi buku itu gak gampang, gue akhirnya mulai gak bawel. Gue cuma bisa nunggu, sambil nyeruput kopi & ngisep rokok sambil terus berkarya. Gue pasrah.

Mungkin udah pada tau kalo gue ini adalah fans fanatik club kancrut bernama Arsenal. Jadi fans Arsenal itu pait. Disaat fans lain berdebat memamerkan trophy yang diraih dan pemain bintangnya, fans Arsenal sibuk nyari alesan dan membanggakan masa lalu. #AkuRapopo
Meski gitu, gak tau kenapa gue gak bisa berhenti ngedukung tim ini. Meski 8 tahun tanpa gelar, meski sering dibully setiap saat. Ya, cinta emang buta, butain logika. Meski nunggu Arsenal mendapat trophy itu kayak nunggu cowok yang ngerti kodean cewek, tapi aku rapopo.

                                                                   "Hail Lord Dennis!"


Tapi, ada menunggu yang paling ikhlas buat gue lakuin. Itu adalah menunggu dia. Cewek yang bikin gue gagal move on itu. Menunggunya kembali menjadi bagian dari nafas gue lagi.
Agak aneh emang, gue gak pernah ngubungin dia atau berinteraksi lagi sama dia, tapi gue masih berharap dia kembali lagi. Bahkan, ngeliat akun twitternya di Timeline aja gue langsung gemeteran, yang bisa gue lakukan saat merindu hanyalah melihat fotonya. Iya, aku memang hina.
Saat ini, gue masih menunggunya. Menunggu saat yang tepat untuk saling berinteraksi lagi. Entah sampai kapan. Mungkin saat dia udah berdiri sejajar diatas pelaminan dengan laki-laki lain. Gak ada yang tau akhir dari permainan menunggu ini. Yang gue tau cuma perasaan gue yang masih mencintai dia. Meski itu hanya bisa berupa bisikan.

Waktu yang terlewati, tinggalkan sebuah rasa
Begitu berarti
ku coba menghindar
Namun tak ada tempat
yang tak mengingatkanku pada dirimu

Mata sulit terpejam, permainan menunggu
Jantung berdegup kencang, permainan menunggu

Tak pernah ada rasa yang sama
Walau terus mencari, tak mungkin tergantikan
Tak pernah ada rasa yang sama
Walau terus menjauh, tak mungkin terlupakan

Waktu tak henti permainkan aku
Hari terus berlalu, Ini semakin seru dan kau tetap di benakku
Ku pertahankan langkahku dalam setiap luka
Tak terbesit tuk mengalah, walau mungkin kan kecewa 


                                                                                          For Revenge - Permainan menunggu

And the end on the post..
"Disaat kamu yakin sama perasaan kamu, maka tunggulah hal itu. meski harus melewati puluhan musim, meski harus melewati ratusan purnama."
Keren ya..


                                                       Galau bang? Tiduran di atas rel aja..

Jumat, 03 Januari 2014

Keuntungan Jadi Jomblo



Mereka bilang “Hahaha dasar jomblo! Mati aja deh sana daripada hidup di dunia tapi gak laku-laku! Mubazir banget idup loe! Mending mati aja biar loe ditemenin sama malaikat.”.
Dan bagi mereka jomblo yang gak kuat mental & iman, pasti mereka langsung ngiris pergelangan tangannya pake piso dapur, nyari baygon buat diminum atau yang lebih ekstrim lagi itu manjat tower sutet.

Berhubung gue lagi baik hati dan tidak sombong, kali ini gue bakal belain para jomblo-jomblo dan meyakinkan mereka kalo mereka itu bukanlah makhluk nista.
Baiklah berikut ini adalah keuntungan-keuntungan yang bisa loe dapet kalo loe adalah seorang jomblo tulen. Cek it dot..

1.      Bebas.
Jadi jomblo itu bebas banget. Kemana-mana gak akan ada yang ngelarang atau tiap-tiap nanyain. Mau nonton kek, mau jalan-jalan kek, mau boker kek, mau mati kek, gak akan ada yang ngelarang.. Bebas..
Bandingin aja sama orang yang punya pacar dan dia lagi gak jalan sama pacarnya. Pasti tiap detik harus laporan ada dimana, sama siapa, terus lagi lakuin apa sama temennya. Pliss deh! Jadi pacar protektif amat ngelebihin satpam! Kayak yang udah ngasih makan tiap hari aja~

2.      Irit.
Jadi jomblo itu juga membuat pengeluaran kita menjadi irit. Gak perlu mikirin buat jajanin anak orang tiap harinya. Ingat kan sama pepatah kita yang berbunyi “Hemat pangkal kaya” ? Nah itu dia..

3.      Gak banyak tuntutan.
Jadi jomblo juga gak banyak tuntutan. Misalnya kalo loe punya pacar yang sering minta loe jadi orang lain. Loe harus perhatian, romantis, berpenampilan rapih kemana-mana, dll. Hei men! Itu diri loe! Jangan mau jadi orang lain, karena itu tandanya dia gak mau terima loe apa adanya..

4.      Deket sama siapapun aja gak ada yang marah.
Jadi jomblo itu nyenengin. Lo bisa ndeketin siapun bebas tanpa ada larangan ini itu dari pacar. Bener-bener asik hidup ini.

5.      Gue lupa, soalnya gue bukan jomblo tapi tukang modus..
Ini penting banget! Gue ini tukang modus yang selalu bisa ndeketin cewek manapun. Walau hasilnya selalu tragis. Catet!

Nah itu adalah keuntungan sebagai jomblo.. Mengasyikan banget kan? Makanya jadi jomblo..
Karena sesungguhnya jomblo yang galau adalah jomblo yang imannya tipis, padahal jadi jomblo tuh nyenengin banget. Percaya deh~