Rabu, 26 Juni 2019

Alpha Cygni


Jurang itu mungkin adalah jarak.
Jarak yang membuat 2 hati berpikir terlalu realistis dalam rumitnya siklus hidup. Ragu yang dilahirkan oleh rahim malam. Dinding tinggi yang berdiri kokoh untuk membentengi diri sendiri.
Jika ada kehidupan yang lain, mungkin kita memilih untuk menjadi ulat. Jika kita berubah menjadi kupu-kupu, itu bagus. Jika dimakan burung, setidaknya kita pernah terbang di langit. Jika harus mati sebagai kepompong, aku harap kita menjadi kain sutra yang mahal.
Kini, kita berada di tengah planet yang rusuh. Terjebak dalam lintasan waktu yang terlalu padat. Menanti kerangka subuh mengalir dalam sore yang kumuh.
Hutan masih berbisik. Mencoba merengkuh malam agar tak lagi dingin.
Kita kembali terjaga, dengan kenyataan yang sudah ada di depan mata.
Berdua, kita saling menatap. Meski berwajah kecewa, kamu masih mencoba menggoreskan senyum untuk menghiburku.
Aku mengerti mimik itu mengartikan apa.
Setidaknya, kita pernah bermimpi.