Jurang itu mungkin adalah jarak.
Jarak yang membuat 2 hati berpikir
terlalu realistis dalam rumitnya siklus hidup. Ragu yang dilahirkan oleh rahim malam.
Dinding tinggi yang berdiri kokoh untuk membentengi diri sendiri.
Jika ada kehidupan yang lain, mungkin
kita memilih untuk menjadi ulat. Jika kita berubah menjadi kupu-kupu, itu
bagus. Jika dimakan burung, setidaknya kita pernah terbang di langit. Jika
harus mati sebagai kepompong, aku harap kita menjadi kain sutra yang mahal.
Kini, kita berada di tengah planet
yang rusuh. Terjebak dalam lintasan waktu yang terlalu padat. Menanti kerangka
subuh mengalir dalam sore yang kumuh.
Hutan masih berbisik. Mencoba
merengkuh malam agar tak lagi dingin.
Kita kembali terjaga, dengan
kenyataan yang sudah ada di depan mata.
Berdua, kita saling menatap. Meski berwajah
kecewa, kamu masih mencoba menggoreskan senyum untuk menghiburku.
Aku mengerti mimik itu mengartikan
apa.
Setidaknya, kita pernah bermimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar