Review ini gue tulis selama tujuh
hari tujuh malam. Bukan karena sibuk. Bukan juga karena gue sibuk bangunin
orang sahur bareng anak-anak komplek. Bukan. Ditulis seminggu karena gue emang dasar
mager aja.
Punchline-nya
kurang? Bodo amat.
***ALLERT! REVIEW INI MENGANDUNG
SEDIKIT SPOILER!***
Karakter paling nyebelin di Marvel
Universe ini akhirnya mengeluarkan film keduanya. Setelah sukses besar dengan
film pertama yang sebenernya cuma dibikin iseng-iseng, kali ini Deadpool
mengeluarkan film yang lebih bener dan terarah. Bener dalam artian, tema yang
diusung kali ini lebih berisi daripada film pertama. Kalo film pertama bertema
cinta, film kedua ini bertema keluarga. Itu sebabnya film ini bener. Apa sih
tema cinta-cinta itu. Gak penting.
Sedangkan kenapa gue sebut terarah, itu
karena film ini gak serampangan dan gak sebrutal film pertama. Timeline-nya juga lurus-lurus aja. Beberapa
jokes juga sangat terkonsep. Elo bakal bisa lebih menikmati film ini kalo
referensi pop culture lo banyak. Karena jokes-jokes di film ini nyerempet
banyak semesta lain. Kalo gak mudeng, lo gak akan ketawa kenceng dan menganggap
film ini garing.
Ngomong-ngomong soal garing, bioskop
tempat gue nonton sangat amat lah garing. Sepanjang film, cuma ada satu jokes yang
bikin tertawa berjamaah. Waktu DP bilang ke Thanos Cable, “So Dark. Are you sure you not from DC
universe?” Selebihnya, gue cekikikan sendiri. Yah, positive thingking aja. Mungkin penonton lain gak tau siapa itu
John Wick.
Kali ini mari kita membicarakan
teknis berkomedi. Secara teknis, komedi Deadpool 2 lebih terkonsep dibanding film
pertama yang serampangan abis. Bisa jadi ini menandakan kematangan, bisa jadi
juga karena keresahan yang diangkat lebih sedikit. Menurut gue, permasalahan
komedi Deadpool 2 ada di yang kedua. Itu sebabnya banyak jokes yang gak terlalu
pecah dan kita ngerasa ada sesuatu yang hilang dari film pertamanya. Kenapa begitu?
Menurut data, film Deadpool yang pertama memiliki budget terbatas. Itu sebabnya keresahan tim di film pertama banyak
banget. Mereka akhirnya memutar otak gimana caranya buat mengisi kekurangan
sana-sini. Inget gak kenapa waktu mau perang, senjata sama amunisi DP selalu ketinggalan
di film pertama? Kabarnya, itu karena budget
mereka gak cukup buat beli amunisi. Tapi, dari situ jokes-jokes segar bermunculan.
Inilah yang gak ada di film kedua. Dengan budget
yang lebih banyak, kabarnya lebih dari dua kali lipat dari film pertama… jelas
tim DP2 lebih nyaman. Mungkin inilah sebabnya banyak penonton yang merasa film
kedua ini berbeda.
Apakah ini artinya film kedua
Deadpool gak lebih bagus dari film pertamanya? Nggak. Seperti yang gue bilang
tadi, film kedua lebih bener dan terarah. Permasalahan hanya ada di komedinya
aja yang barusan gue bahas. Dan selera komedi orang itu berbeda.
Setelah ngomongin teknis, dll. Mari sekarang
bicara tentang karakter-karakter di film ini.
Hampir semua karakter di DP2 dapet
porsi yang pas. Doppinder (si sopir taksi galauan) kali ini dapet jatah scene
banyak. Deadpool-Cable yang komikal banget. Yukio (Hi! Yukiooo) yang bikin
seger mata walaupun jatah ngomongnya dikit. Btw, Mbak Kutsuna Shiori ini gede
di Australia, tapi bahasa inggrisnya makin jelek aja. Pantesan dulu ada yang
marah-marah waktu nonton Beck. Tapi gapapa, aku tetap sayang.
Karakter paling keren di film ini
menurut gue adalah Domino! Entah apa jadinya film ini tanpa dia. Yang paling
gak keren? Juggeurnaut. Kenapa? Yang udah nonton pasti tau deh ya. Yang belom
nonton? MAKANYA NONTON! JANGAN NUNGGU BAJAKAN MULU!
Sekian dulu review sok edgy gue kali
ini. Kalian menganggap kalo gue sotoy dan sok? MAKANYA GUE BILANG SOK EDGY!
Rating? Gue udah gak mau ngasih
rating-ratingan lagi buat hal apa pun. Semua itu perkara selera. Jangan berhenti
mencoba sesuatu atau berhenti melakukan sesuatu hanya karena segelintir orang
yang bilang jelek. Begitu juga sebaliknya. Jangan mencoba sesuatu hanya karena
banyak yang melakukannya. Semua sesuai selera masing-masing.
Okey?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar