Lagu ‘Sleepwalking’ Bring Me The
Horizon mengendap di udara, merambat dan memantul melalui dinding kamar. Anehnya,
dari suara yang begitu berisik dari speaker, kedua telingaku sama sekali tak
mendengarnya. Aku masih asik berbincang dengan dinding kamar, yang sesekali
ditimpali oleh tawa langit-langit. Dunia ternyata
bisa setenang ini, begitu pikirku.
Di luar sana, hujan masih deras
menghujam ke arah bumi, malam terasa lebih panjang dari biasanya. Dalam kamar
yang sedang melindungiku dari dunia, aku merasa diselamatkan. Aku masih enggan
memikirkan hari esok. Di luar sana, ada banyak hal yang membuatku sekarat. Tapi,
besok sudah Senin. Segala aktivitas akan
dimulai, dan aku belum menyiapkan apa-apa.
Aku ingin berlari. Tapi hanya kamar
ini yang bisa melindungiku. Aku benci menjadi lemah dan pengecut. Aku benci
suara riuh yang dihasilkan kendaraan. Aku benci melihat orang lain tertawa
lepas. Aku benci hujan. Aku benci diri sendiri.
*
Suatu hari nanti, aku ingin pergi
jauh dan dilupakan oleh semua orang. Tidak ada lagi yang merasa kecewa karena
kehadiranku. Tidak ada lagi yang perlu menangisi keberadaanku. Tidak ada lagi
yang mengeluhkan betapa tidak bergunanya diriku. Kurasa, itu adalah dunia yang
ideal untukku. Dunia yang melupakan keberadaanku.
Lalu, di tempat baru itu, aku akan
berusaha untuk terus hidup. Bagaimana pun caranya. Aku akan makan yang teratur,
menyisihkan penghasilanku, kemudian membeli apa pun yang aku inginkan, atau
pergi ke mana pun yang aku suka.
Ke hutan, ke gunung, ke pulau
terpencil, ke mana pun. Asal tidak ada yang mengenaliku. Lalu, aku akan mengingat
semua orang.
Mengingat mereka dengan putus asa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar