Jumat, 31 Juli 2015

Prolog



Ada sosok yang menyeringai di balik bayang-bayang malam yang semakin menghitam. Pupil merahnya menyala dalam gelap, seolah siap memangsa sesuatu. Mata seorang predator yang sedang kelaparan.
“Tahan dirimu, Aurolla.” sebuah sosok lainnya muncul dari balik bayangan malam, menatap tajam Aurolla yang mulai tak bisa mengendalikan dirinya.
“Lovegard--”
“Seingatku, kau sudah makan kemarin. Harusnya, itu sudah cukup untuk mengisi tenagamu selama satu minggu, kan?”
“Cih! Jangan membual lagi, Lovegard! Aku butuh banyak nutrisi untuk berkembang!”
“Jangan rakus, Aurolla. Apa kau lupa? Memangsa manusia adalah sebuah dosa besar?!”
Aurolla bergeming. Tatapan penuh aura membunuh dari Lovegard cukup untuk membuat bulu kuduknya berdiri. Dia mungkin salah satu vampir ellite, tapi, dia tak akan sanggup jika harus menghadapi vampir betina yang kini sedang bersamanya.
“Jangan lupakan misi kita dari Yang Mulia. Kita ke kota ini hanya untuk berkunjung,” ujar Lovegard sambil terus melangkah. Entah menuju ke mana.
***
Mengendarai sepeda dan berkeliling kota pada tengah malam begini, menurutku adalah kelakuan orang gila. Tapi, aku enggan menyebut diriku sebagai orang gila. Jadi, lebih baik aku menyebut diriku sebagai hantu bersepeda, atau siluman bersepeda, atau, orang waras yang terpaksa berpatroli untuk menjaga kedamaian. Baiklah, mustahil ada orang waras yang berkeliling kota menggunakan sepeda pada tengah malam.
Kalian pasti sedang bertanya-tanya, kenapa aku melakukan hal gila ini dan mengeluhkannya, kan? Baiklah, aku akan sedikit bercerita.
Beberapa bulan yang lalu, menjelang kenaikan kelas 3 SMA, seperti biasa, aku membantu beberapa pekerjaan wali kelasku. Bukan, aku bukanlah siswa rajin seperti yang kalian pikir. Aku hanya mendapat hukuman karena sering membolos pada beberapa mata pelajaran. Dan untuk menebusnya, aku harus rela menjadi budak wali kelasku itu.
Hari itu aku pulang terlalu larut, dan ketika mengambil jalan pintas menuju ke rumah, aku malah terjebak dalam mimpi buruk itu.
Mimpi buruk yang mengubah hidupku selamanya. Yah, mungkin agak berlebihan. Tapi, aku memang akan hidup selamanya.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar