Kamis, 01 Oktober 2015

Gadis Berkerudung Merah



Aku menenggak bir kalengan sambil memerhatikan sekelilingku dengan seksama. Aku suka tempat ini. Sebuah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam jenis permainan untuk anak-anak. Ada perasaan tentram yang muncul ketika mengunjunginya, seolah semua masalah yang ada hilang dalam sekejap.
Seorang gadis kecil berkerudung merah berlarian beberapa meter dari tempat aku terduduk dengan riang. Pipinya merona selaras dengan kerudung yang sedang dia kenakan. Sesekali dia melihatku, kemudian memberikan senyum cemerlang yang membuat hati siapa saja berbunga saat itu juga.
Mendadak aku iri pada anak itu. Aku ingin kembali ke masa kecilku dulu. Masa di mana semuanya terasa sangat menyenangkan. Masa di mana aku belum tahu betapa sakitnya dunia ini.
Suara tangisan seorang bocah membuyarkan lamunanku. Ah, kulihat gadis cilik tadi sudah tersungkur di atas tanah. Aku menghampirinya dengan hati-hati, tak mau dia panik dan membuat tangisnya semakin menjadi. Aku mengusap  kepalanya pelan, kemudian berucap “Tenang, semua akan baik-baik saja.”
Dia berhenti menangis setelah kuberikan sebuah permen. Setelahnya, kami bermain ayunan di taman itu. Dia kembali tertawa riang. Dan lagi-lagi aku kembali iri padanya. Hanya butuh sebuah permen untuk melupakan rasa sakit dan kembali tertawa riang. Sangat sederhana. Tak seperti luka pada orang dewasa yang bahkan tak bisa diobati dalam waktu tahunan atau berapa ratus kaleng bir yang ditenggaknya.

Langit berubah menjadi orange. Seorang wanita paruh baya memanggil gadis itu dan dengan sorot mata yang bersinar, gadis itu berteriak, “Mama!” kemudian berlari ke arahnya.
“Kakak, besok kita main lagi ya!” seru gadis itu. Ibunya menatap ramah padaku sambil menyunggingkan sebuah senyuman. Kemudian mereka berlalu.
Aku kembali duduk dan menatap senja dengan seksama. Entah kenapa perasaanku kini menjadi sangat lega.
“Tak peduli betapa sakitnya dunia, aku ini adalah orang dewasa. Dan tugas orang dewasa adalah melindungi tawa riang anak-anak sepertinya. Makanya, aku seharusnya tak boleh banyak mengeluh,” gumamku.

6 komentar:

  1. SIMPEL DAN NAMPOL. Aku merasa tu tokohnya kamu banget fur. GOOD JOB!!

    BalasHapus
  2. Sederhana, manis, dan menenangkan.
    Hahaha.
    Semua orang pasti mau balik lagi ke masa kecil ya, dan kamu menyampaikan keinginan orang2 itu lewat ini. ^^

    BalasHapus