Aku menenggak bir kalengan sambil
memerhatikan sekelilingku dengan seksama. Aku suka tempat ini. Sebuah taman
yang dipenuhi dengan berbagai macam jenis permainan untuk anak-anak. Ada
perasaan tentram yang muncul ketika mengunjunginya, seolah semua masalah yang
ada hilang dalam sekejap.
Seorang gadis kecil berkerudung merah
berlarian beberapa meter dari tempat aku terduduk dengan riang. Pipinya merona
selaras dengan kerudung yang sedang dia kenakan. Sesekali dia melihatku,
kemudian memberikan senyum cemerlang yang membuat hati siapa saja berbunga saat
itu juga.
Mendadak aku iri pada anak itu. Aku
ingin kembali ke masa kecilku dulu. Masa di mana semuanya terasa sangat
menyenangkan. Masa di mana aku belum tahu betapa sakitnya dunia ini.
Suara tangisan seorang bocah
membuyarkan lamunanku. Ah, kulihat gadis cilik tadi sudah tersungkur di atas
tanah. Aku menghampirinya dengan hati-hati, tak mau dia panik dan membuat
tangisnya semakin menjadi. Aku mengusap kepalanya
pelan, kemudian berucap “Tenang, semua akan baik-baik saja.”
Dia berhenti menangis setelah
kuberikan sebuah permen. Setelahnya, kami bermain ayunan di taman itu. Dia
kembali tertawa riang. Dan lagi-lagi aku kembali iri padanya. Hanya butuh
sebuah permen untuk melupakan rasa sakit dan kembali tertawa riang. Sangat
sederhana. Tak seperti luka pada orang dewasa yang bahkan tak bisa diobati
dalam waktu tahunan atau berapa ratus kaleng bir yang ditenggaknya.
Langit berubah menjadi orange.
Seorang wanita paruh baya memanggil gadis itu dan dengan sorot mata yang
bersinar, gadis itu berteriak, “Mama!” kemudian berlari ke arahnya.
“Kakak, besok kita main lagi ya!”
seru gadis itu. Ibunya menatap ramah padaku sambil menyunggingkan sebuah
senyuman. Kemudian mereka berlalu.
Aku kembali duduk dan menatap senja
dengan seksama. Entah kenapa perasaanku kini menjadi sangat lega.
“Tak peduli betapa sakitnya dunia,
aku ini adalah orang dewasa. Dan tugas orang dewasa adalah melindungi tawa
riang anak-anak sepertinya. Makanya, aku seharusnya tak boleh banyak mengeluh,”
gumamku.
SIMPEL DAN NAMPOL. Aku merasa tu tokohnya kamu banget fur. GOOD JOB!!
BalasHapusMakasih dah baca ya, kak :D
HapusMantap!
BalasHapusHaloo
HapusMakasih udah baca & mampir ya :D
Sederhana, manis, dan menenangkan.
BalasHapusHahaha.
Semua orang pasti mau balik lagi ke masa kecil ya, dan kamu menyampaikan keinginan orang2 itu lewat ini. ^^
Hehe
HapusIya :))
Makasih udah baca ya, Mala.