Ada
sosok yang menyeringai di balik bayang-bayang malam yang semakin menghitam. Pupil
merahnya menyala dalam gelap, seolah siap memangsa sesuatu. Mata seorang
predator yang sedang kelaparan.
“Tahan
dirimu, Aurolla.” sebuah sosok lainnya muncul dari balik bayangan malam,
menatap tajam Aurolla yang mulai tak bisa mengendalikan dirinya.
“Lovegard--”
“Seingatku,
kau sudah makan kemarin. Harusnya, itu sudah cukup untuk mengisi tenagamu
selama satu minggu, kan?”
“Cih!
Jangan membual lagi, Lovegard! Aku butuh banyak nutrisi untuk berkembang!”
“Jangan
rakus, Aurolla. Apa kau lupa? Memangsa manusia adalah sebuah dosa besar?!”
Aurolla
bergeming. Tatapan penuh aura membunuh dari Lovegard cukup untuk membuat bulu
kuduknya berdiri. Dia mungkin salah satu vampir ellite, tapi, dia tak akan sanggup jika harus menghadapi vampir
betina yang kini sedang bersamanya.
“Jangan
lupakan misi kita dari Yang Mulia. Kita ke kota ini hanya untuk berkunjung,”
ujar Lovegard sambil terus melangkah. Entah menuju ke mana.
***
Mengendarai
sepeda dan berkeliling kota pada tengah malam begini, menurutku adalah kelakuan
orang gila. Tapi, aku enggan menyebut diriku sebagai orang gila. Jadi, lebih
baik aku menyebut diriku sebagai hantu bersepeda, atau siluman bersepeda, atau,
orang waras yang terpaksa berpatroli untuk menjaga kedamaian. Baiklah, mustahil
ada orang waras yang berkeliling kota menggunakan sepeda pada tengah malam.
Kalian
pasti sedang bertanya-tanya, kenapa aku melakukan hal gila ini dan
mengeluhkannya, kan? Baiklah, aku akan sedikit bercerita.
Beberapa
bulan yang lalu, menjelang kenaikan kelas 3 SMA, seperti biasa, aku membantu
beberapa pekerjaan wali kelasku. Bukan, aku bukanlah siswa rajin seperti yang
kalian pikir. Aku hanya mendapat hukuman karena sering membolos pada beberapa
mata pelajaran. Dan untuk menebusnya, aku harus rela menjadi budak wali kelasku
itu.
Hari
itu aku pulang terlalu larut, dan ketika mengambil jalan pintas menuju ke
rumah, aku malah terjebak dalam mimpi buruk itu.
Mimpi
buruk yang mengubah hidupku selamanya. Yah, mungkin agak berlebihan. Tapi, aku memang
akan hidup selamanya.
***