Yang dia takutkan dari jatuh cinta adalah mengulang tragedi yang sama. Laut mengering, dunia berwarna abu-abu, dan udara menelan uluh hati. Seperti mantra-mantra maut yang dirapal penuh dengan kutukan. Baginya, jatuh cinta adalah anekdot. Sebuah selingan yang tak akan pernah menjadi sebuah masterpiece yang berumur ratusan tahun. Meski dia mengharapkan itu. Tak perlu ratusan tahun, cukup 30 tahun saja, begitu pikirnya.
*
Dia memandang jauh pada seorang gadis yang sedang bermain di tepi pantai. Gadis itu terlihat begitu ceria, kepalanya menghadap ke langit, memandangi sebuah kelereng yang baru saja ditemukannya. Hari itu begitu terik, dunia yang gadis itu tempati begitu berkilau. Dia tak jadi menyapanya. Dia tidak ingin membuat suram dunia gadis itu, kemudian dia bersenandung.
Lalu menghilang dalam gelapnya hutan.
*
Melodi penuh warna itu kembali
Memenuhi kepala, lalu membentuk wajahnya dengan sempurna
Aku ingin kembali bertemu dengannya
Aku ingin berinteraksi dengannya
Aku ingin menghabiskan sisa waktuku bersamanya
Menghapus sepi
Mengurai kesendirian
Lalu menikmati matahari terbit bersama-sama