Saat
kita sedang jatuh cinta, kita seolah-olah akan menjadi lupa daratan dan arah
mata angin karena dibutakan oleh hati yang sedang berbunga-bunga. Yang rasanya
pahit akan terasa manis, yang rasanya masem akan menjadi manis, pokoknya
dihadapan cinta semuanya akan terasa manis. Bahkan ada yang bilang kalau cinta
dapat membuat tahi terlihat seperti cokelat. Asli gue gak bisa bayangin gimana
orang itu makan tahi di depan orang yang disukainya, muntah nggak ya. #Abaikan
Dalam
perjalanannya, cinta itu juga kadang membutuhkan logika. Yup, emang bener sih
saat kita sedang berbunga-bunga karena cinta, kadang logika kita itu mati.
Apapun akan kita lakukan untuk membuat pasangan kita bahagia walaupun itu harus
berkorban banyak. Harta, waktu, perasaan, akan terlihat tak berarti
dibandingkan cinta, tapi semuanya akan terasa saat kamu gak dapet balesan
setimpal dari pasangan kamu dalam membahagiakan kamu. Suatu hari nanti kamu
bakalan sadar kalau pengorbanan kamu cuma dianggap angin lalu dan tak berarti
apa-apa.
Saat
semua pengorbanan kamu gak dapet balesan setimpal dari yang kamu harapkan, maka
disaat itulah logika kita akan muncul. Dia akan muncul dengan semua pikiran
yang terlihat “Negative” walaupun sebenarnya itu tak negative. Disaat itulah kamu
akan menikmati masa yang bernama galau. Kamu akan berfikir, merenung dan akhirnya tak
mendapatkan apapun seperti orang yang kehilangan arah. Itu disebabkan logika
yang bertubrukan dengan hati, logika kamu bilang udah cukup segitu aja, tapi
hati kamu masih pengin lanjut dan berharap dia akan berubah.
Disaat
galau seperti ini apa yang harus kamu ikuti? Hati atau logika?
Pilihlah
yang menurut kamu benar. Just it..
Karena
kebahagiaan itu ada di tangan kamu, bukan ada di hati atau logika.
“Aku tak tahu apa itu hati, aku
tidak tahu apa itu cinta. Yang aku tahu, setiap memikirkanmu, aku selalu merasa
bahagia.”